Banda Aceh|SaranNews – Transparansi Tender Indonesia (TII) menemukan pidato Mendagri Muhammad Tito Karnavian yang dirilis melalui media dimana ada 10 Provinsi yang daya serapnya masih sangat rendah salah satu diantaranya adalah Provinsi Aceh 13,30 %.
Adapun 10 Provinsi yang daya serap APBD nya terendah sebagai berikut, Papua Pegunungan 7,24%, Lampung 8,83%, Papua Barat Daya 9,25%, Bengkulu 9,85%, Papua 11,37%, Riau 12,34%, Jawa tengah 12,72%, Aceh 13,30, Papua Barat 15,96% dan Sulawesi Barat 16,51%
TTI menilai kenapa daya serap anggaran Aceh terpuruk masuk ranking 8 nasional. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpastian jabatan para kepala SKPA di Pemerintahan Aceh.
Seban, para Kepala SKPA merasa tidak nyaman lagi dalam bekerja karena kedudukan mereka tidak nyaman lagi. Padahal ketidaknyamanan tersebut bisa diselesaikan jika Gubernur/Wakil Gubernur mengambil langkah langkah strategis.
“Penyebab lainnya adalah kisruh internal di kubu Mualem, ditambah lagi bahan berat beliau dengan isu isu keluarga dan akhirnya Mualem dirawat di Rumah Sakit luar Negeri,” kata Koordinator TII Nasruddin Bahar.
Lebih lanjut, Nasruddin menjelaskan saat ini Wakil Gubernur Fadhlullah ditunjuk menjalankan roda Plpemerintahan sampai akhirnya Gubernur Aceh benar benar sembuh dan dapat aktif kembali.
Begitupun, kepada Wagub Aceh diminta segera mengambil langkah langkah penting terutama malaksankan proses tender segera mungkin supaya daya serap anggaran bisa digenjot maksimal.
Konon, menurut Plt. Sekretaris Derah (Sekda) M.Nasir yang mengatakan bahwa dalam minggu ini dana Otsus sudah dapat dicairkan, makanya tidak ada lagi alasan para pejabat Pemerintah bersantai ria.
“Masuk akhir triwulan ke II seharusnya daya serap anggaran sudah mencapai diatas 30% dan sudah ada puluhan paket yang teken kontrak,” lanjut Nasruddin Bahar.
Nasruddin Bahar menambahkan, harapan masih ada jika Wakil Gubernur betul betul siap bekerja maksimal yang didukung segenap kepala SKPA.
“Kepada ULP Aceh diminta kali ini bekerja sesuai aturan jangan lagi memenangkan tender karena intervensi kelompok dan kekuasaan sebagaimana harapan Mualem agar ULP kali ini benar benar bersih,” tutup Nasruddin Bahar.[]