Banda Aceh | SaranNews – Pekerjaan pembangunan ruang kelas baru di SMP Negeri 17 Banda Aceh menunjukkan progres yang cukup positif. Berdasarkan pantauan langsung tim SaranNews di lokasi proyek, serta konfirmasi dari pihak konsultan pengawas, progres fisik mencapai 13,19 persen per 28 Juli 2025, melampaui target jadwal sebesar 11,02 persen.
Proyek senilai Rp2,692.225.464,43 yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2025 ini dikerjakan oleh CV. Rasya Pratama, dengan perencanaan oleh CV. Perancang Kontruksi dan pengawasan oleh CV. Karya Creative Consultant. Kontrak kerja dimulai sejak 23 Juni 2025 dengan target penyelesaian hingga 19 Desember 2025.
Dalam keterangan tertulis yang diperoleh SaranNews melalui aplikasi WhatsApp, konsultan pengawas proyek, Nazar, menyatakan bahwa curah hujan menjadi kendala utama pelaksanaan di lapangan belakangan ini.
“Bobot progres sampai dengan hari ini sekitar 10,37 persen. Tapi sore ini ada material besi yang masuk, jadi progresnya meningkat ke 13,19 persen,” ujar Nazar.
Kondisi di lapangan menunjukkan beberapa titik galian pondasi yang tergenang air dan belum memiliki sistem drainase sementara yang optimal. Hal ini dapat mengancam kualitas pekerjaan struktur bawah dan menimbulkan risiko keterlambatan jika tidak segera ditangani secara teknis.
Menanggapi kondisi tersebut, Aktivis LSM FORAMAKI (Forum Masyarakat Anti Korupsi Indonesia), Mersal, saat dimintai tanggapannya, menekankan pentingnya pengawasan intensif oleh pihak Dinas Pendidikan dan konsultan pengawas, terutama pada fase pekerjaan fondasi. Khusus Pihak Disdikbud Kota Banda Aceh harus lebih berhati-hati, jangan sampai mengulangi kesalahan tahun lalu yang menjadi Temuan BPK terkait Pelaksanaan proyek di beberapa Sekolah tahun Anggaran 2024 yang bermasalah.
“Kami melihat pekerjaan pondasi di tengah musim hujan mengandung risiko tinggi. Genangan air, sirkulasi drainase, dan stabilitas tanah mesti diawasi ketat. Ini menyangkut kualitas dan keselamatan bangunan jangka panjang,” tegas Mersal.
Ia juga menyoroti minimnya informasi pelaksana di papan proyek, termasuk tidak adanya Direksi keet yang menyediakan Dokumen Gambar dan RAB untuk public. yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip transparansi publik.
LSM FORAMAKI memberikan beberapa catatan dan rekomendasi awal atas temuan di lapangan:
- Percepat Penanganan Genangan Air di area galian pondasi, untuk mencegah kerusakan struktur awal.
- Pastikan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi, terutama karena lokasi proyek berada di tengah kompleks sekolah.
- Publikasikan informasi pelaksana proyek secara lengkap, termasuk nomor kontak teknis, sebagai bentuk akuntabilitas publik.
- Dokumentasi progres harus dibuka untuk publik, minimal melalui media sosial Dinas Pendidikan atau papan pengumuman sekolah.
Meskipun progres fisik saat ini berada di atas target, kondisi cuaca dan teknis di lapangan menjadi tantangan yang harus diantisipasi sejak dini. Keterbukaan informasi dan pengawasan berkelanjutan dari pihak terkait menjadi kunci keberhasilan proyek ini.[]
Tim SaranNews akan terus memantau perkembangan proyek ini secara berkala, demi memastikan anggaran publik benar-benar digunakan secara efektif, transparan, dan sesuai standar teknis konstruksi.
Reporter : Tim Investigasi SaranNews
Editor : Mutiara S
Foto : Dokumentasi SaranNews, 28 Juli 2025