Oleh: Wismaidi Aris, Keuchik Gampong Gunung Pudung, Kluet Utara – Aceh Selatan
Setiap tahun, persoalan air untuk sawah kami di Gampong Gunung Pudung dan sekitarnya kembali berulang. Kami seakan hidup dalam lingkaran masalah yang tidak pernah benar-benar selesai. Irigasi Gunung Pudung, yang seharusnya menjadi sumber kehidupan petani di Kluet Utara, justru kerap menjadi sumber kegelisahan. Air yang seharusnya mengalir ke sawah, terhenti di pintu masuk karena pendangkalan dan sampah yang terus menumpuk. Sementara itu, para petani tetap turun ke sawah meski tanpa kepastian air mencukupi.
Sudah banyak anggaran yang dikucurkan untuk irigasi ini, baik dari Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi. Namun yang kami saksikan di lapangan, penanganan yang dilakukan hanya bersifat sementara, sekadar membuka aliran sesaat, membersihkan permukaan, atau menurunkan alat berat hanya jika ada keluhan keras dari warga. Tidak ada upaya menyeluruh dan permanen yang benar-benar menyelesaikan akar persoalan.
Kami sebagai masyarakat bawah tentu tidak memahami detail teknis proyek atau birokrasi anggaran. Tapi kami tahu satu hal: setiap tahun kami tanam, setiap tahun pula kami gelisah karena aliran air tidak bisa diandalkan. Ini bukan lagi soal fasilitas, ini soal keberlangsungan hidup masyarakat tani. Dan ini menyangkut martabat pelayanan pemerintah kepada rakyatnya.
Kami mendesak Pemerintah Aceh, khususnya Dinas Pengairan Aceh, untuk tidak lagi memandang masalah Irigasi Gunung Pudung ini sebagai pekerjaan pinggiran. Ini adalah aset vital di wilayah selatan Aceh. Tidak cukup hanya dengan pengerukan musiman. Kami butuh desain ulang yang komprehensif, solusi permanen, dan pengawasan yang konsisten. Jangan biarkan kami terus menjadi korban dari sistem yang abai dan proyek yang tidak berkelanjutan.
Kami juga mengapresiasi dan sangat berterimakasih atas respons cepat dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan melalui Wakil Bupati yang sudah merespons keluhan ini. Namun, jika tidak ada kesinambungan dan sinergi lintas instansi, maka upaya tersebut akan kembali menjadi solusi tambal sulam yang usianya tak lebih dari satu musim tanam.
Harapan kami sebagai gampong yang berada langsung di hulu persoalan ini, agar Pemerintah Aceh mendengar jeritan kami, bukan hanya saat berita mencuat, tapi juga saat perencanaan dilakukan. Libatkan masyarakat, ajak kami duduk bersama, dan buat irigasi ini benar-benar menjadi sumber kehidupan, bukan sumber kegagalan, kami juga siap berkontribusi tenaga dengan bergotong royong semampu kami selaku masyarakat tani disini.
Sudah terlalu banyak musim kami lewati dalam ketidakpastian. Saatnya Irigasi Gunung Pudung ditangani secara serius dan tuntas.
Opini ini ditulis atas nama pribadi dan jabatan penulis selaku Keuchik Gampong Gunung Pudung, sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlangsungan pertanian dan kehidupan masyarakat petani di wilayah Kluet Utara.