Mendikdasmen Dorong Smart Classroom di Aceh: “Transformasi Pembelajaran Tidak Bisa Ditunda”

  • Bagikan

Banda Aceh | SARANNEWS.NET Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu’ti, mendorong Pemerintah Aceh untuk segera mengimplementasikan Smart Classroom di seluruh SMA dan SMK sebagai bagian dari percepatan transformasi pendidikan berbasis digital.

“Smart Classroom bukan soal alat, tetapi tentang cara baru belajar. Guru dan siswa dituntut berinteraksi lebih kreatif dan aktif melalui teknologi,” ujar Prof. Mu’ti dalam kunjungan resminya ke Banda Aceh, Senin (30/6/2025). Menurutnya, digitalisasi ruang kelas harus dilakukan secara merata, tidak hanya di sekolah unggulan di perkotaan, melainkan juga menjangkau wilayah terpencil. “Kita ingin memastikan tidak ada siswa yang tertinggal hanya karena lokasi sekolahnya jauh. Pemerataan akses adalah prioritas utama,” tegasnya.

Program Smart Classroom mencakup penyediaan perangkat layar interaktif, koneksi internet stabil, sistem manajemen pembelajaran (LMS), serta pelatihan guru agar mampu mengadopsi pendekatan pembelajaran modern.

Menanggapi arahan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Zulkifli, menyatakan bahwa pihaknya telah memulai pemetaan kesiapan sekolah dan penyusunan roadmap digitalisasi untuk SMA dan SMK.

“Sudah ada beberapa sekolah yang kita dorong menjadi model awal Smart Classroom. Targetnya, seluruh sekolah menengah di Aceh memiliki minimal satu ruang kelas digital aktif pada 2026,” jelasnya kepada SARANNEWS.NET.

Zulkifli menambahkan, pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan provider internet dan lembaga pelatihan guru untuk memperkuat infrastruktur dan kompetensi SDM.

Meskipun program ini sejalan dengan visi pendidikan nasional berbasis digital, namun pelaksanaannya di Aceh masih menghadapi tantangan serius:

  • Keterbatasan jaringan internet di wilayah pedalaman,
  • Ketimpangan fasilitas antarsekolah,
  • Belum meratanya pelatihan guru,
  • Dan keterbatasan alokasi anggaran pendidikan digital di level kabupaten/kota.

Pemerintah Aceh diharapkan tidak berhenti pada pengadaan perangkat keras, tetapi juga memperkuat ekosistem digital pendidikan yang berkelanjutan dan menjamin akses setara bagi seluruh peserta didik.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *