SaranNews | Banda Aceh – M.Dolyanda Harialdy, mahasiswa semester akhir Fakultas Saint dan Teknologi UIN Ar-Raniry pernah menjadi juara ketiga dalam kompetisi Aceh Digital Innovation Creativity Techfest (ADICT) tahun 2024. Saat itu, M.Dolyanda bersama tim yang terdiri dari Fillahi Akbar dan Muhammad Ulwy berhasil mengembangkan aplikasi yang diberi nama PanduCerdas.
PanduCerdas adalah sebuah aplikasi inovatis cang untuk membantu siswa tunanetra dalam belajar secara mandiri. Aplikasi ini lahir dari keinginan untuk menciptakan solusi yang dapat memudahkan akses pendidikan bagi siswa dengan disabilitas, khususnya tunanetra.
M.Dolyanda Harialdy menjelaskan bahwa ide PanduCerdas muncul dari kepedulian mereka terhadap keterbatasan yang sering dihadapi siswa tunanetra dalam mengikuti proses belajar-mengajar. “Kami percaya bahwa setiap siswa, tanpa memandang kondisi fisik, berhak mendapatkan kesempatan yang setara untuk belajar. dan PanduCerdas hadir untuk mewujudkan hal tersebut” kata Dolyanda kepada SaranNews Minggu 19 Januari 2025.
Lebih lanjut, putra dari Ali Zamzami ini menyebutkan, PanduCerdas dilengkapi dengan teknologi *Text-to-Speech* dan navigasi berbasis sentuhan yang intuitif, yang memungkinkan siswa tunanetra untuk belajar dan mengikuti ujian tanpa memerlukan bantuan dari orang lain.
“Selain itu, aplikasi ini juga didesain dengan antarmuka yang ramah disabilitas, memudahkan pengguna untuk mengakses materi belajar dengan lebih mudah dan efisien” lanjut Dolyanda.
Dolyanda bersama Tim PanduCerdas merasa sangat termotivasi oleh pengakuan yang mereka terima di tingkat nasional, dan kemenangan ini menjadi batu loncatan untuk terus mengembangkan aplikasi tersebut. “Raihan juara pada ajang ADCT Tahun 2024 bukan hanya menjadi kebanggaan bagi kami, tetapi juga menjadi dorongan kuat untuk terus berinovasi dan memperbaiki aplikasi ini. Kami ingin PanduCerdas dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung pendidikan inklusif di Indonesia,” ujar Dolyanda.
Dolyanda menambahkan, Tim PanduCerdas berharap aplikasi ini dapat menjadi inspirasi dan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh siswa dengan kebutuhan khusus di seluruh Indonesia.
“Kami melihat PanduCerdas sebagai langkah awal yang penting dalam perjalanan kami. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan aplikasi ini agar dapat memberdayakan lebih banyak siswa di seluruh negeri, memberikan mereka alat yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan akademis,” sebut Dolyanda.
Sebagai langkah lanjutan, tim PanduCerdas berencana untuk menambahkan fitur-fitur baru yang dapat semakin mempermudah siswa tunanetra dalam belajar. Mereka juga sedang menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi non-profit guna memperluas jangkauan aplikasi ini.
“Kami berharap PanduCerdas dapat menjadi bagian dari solusi jangka panjang untuk pendidikan inklusif di Indonesia, dan kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama,” tutup Dolyanda.(*)