Oleh: Gusmawi Mustafa
Gubernur Jawa Barat, Kang Dedy Mulyadi (KDM), menghadirkan terobosan baru di tengah kekhawatiran masyarakat akan kenakalan remaja yang makin kompleks.
Melalui program pembinaan karakter untuk anak-anak yang terlibat kenakalan dan masalah sosial, KDM menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk menyelamatkan, bukan menghukum.
Namun, seperti biasa, inovasi tak selalu diterima semua pihak. Sejumlah lembaga yang mengklaim peduli terhadap anak justru menolak program ini.
Padahal, kemana mereka selama ini saat kita menyaksikan anak-anak terlibat tawuran, terjerumus narkoba, mengalami kekerasan, atau menjadi pelaku dan korban pelecehan? Apakah cukup dengan diskusi tanpa aksi?
Program KDM ini justru memberi ruang bagi anak-anak untuk bangkit. Mereka diberi pelatihan disiplin, motivasi hidup, dan diarahkan agar mengenal jati diri serta tanggung jawab sosial. Ini bukan hukuman, tapi pembinaan. Bukan penjara, tapi pelukan negara.
Banyak anak-anak yang mengikuti program ini kini merasa dihargai. Mereka tersenyum lagi, punya harapan baru. Ada semangat belajar, semangat berubah. Mereka sadar, masih ada yang peduli dan memberi mereka kesempatan kedua.
Orangtua pun merasakan kelegaan yang luar biasa. Banyak dari mereka adalah keluarga sederhana yang sempat putus asa menghadapi anaknya.
Kini, mereka bersyukur ada jalan keluar. Bagi mereka, program ini bukan sekadar kebijakan, tapi anugerah dari Allah yang datang lewat tangan pemimpin yang peduli.
Bagi anak-anak dan orangtua yang belum mendapat jadwal, jangan berkecil hati. Pemerintah hadir untuk semua. Bersabar dan tetap semangat. Perubahan dimulai dari dalam diri kita.
Keterlibatan unsur seperti TNI dalam program ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan bentuk kebersamaan dalam membina generasi. Ini adalah wujud nyata bahwa pembangunan karakter anak bangsa adalah tugas bersama, tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah atau keluarga saja.
Sudah saatnya provinsi lain juga meniru langkah-langkah inovatif seperti ini. Tidak perlu gengsi belajar dari Jawa Barat, sebagaimana Jawa Barat juga siap belajar dari daerah lain. Karena sejatinya, menjadi pemimpin bukan soal siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling peduli.
Dan melalui program ini, KDM sedang menunjukkan kepedulian yang nyata: menyelamatkan generasi, menyembuhkan harapan, dan membangun masa depan.[]