Harga Cabai Meroket di Aceh Singkil, Petani Senang Warga Mengeluh

  • Bagikan

Singkil | sarannews – Harga cabai merah di Kabupaten Aceh Singkil terus meroket sejak awal September 2025. Kondisi ini membawa dua sisi: menjadi kabar gembira bagi petani, namun sekaligus keluhan bagi masyarakat yang harus membeli untuk kebutuhan sehari-hari.

Helmy (43), seorang petani cabai merah di Aceh Singkil, mengaku lega dengan kenaikan harga yang sempat anjlok.

“Sebelumnya sempat turun hingga Rp50 ribu per kilogram dari harga Rp100 ribu per kilogram. Dengan kenaikan ini, setidaknya bisa mengobati rasa lelah kami dalam merawat tanaman dari proses tanam hingga panen,” ujarnya.

Menurutnya, harga tinggi diharapkan mampu menutup biaya produksi sekaligus memberi keuntungan. “Hingga saat ini, hasil penjualan baru cukup untuk menutup modal awal,” tambahnya.

Dikutip dari laporan KBRN/RRI Singkil, Helmy menanam sekitar 500 batang cabai, namun hasilnya tidak sesuai harapan. Pada panen bulan kedua, ia hanya mampu menghasilkan 5–7 kilogram sekali panen. “Beberapa tanaman cabai terkena penyakit keriting akibat serangan hama,” jelasnya.

Berbanding terbalik, kenaikan harga justru menjadi beban masyarakat. Wati (36), seorang ibu rumah tangga di Aceh Singkil, mengeluhkan dampaknya bagi ekonomi keluarga.

“Cabai merah wajib kami beli setiap hari. Dengan harga sekarang, sangat mempengaruhi kondisi perekonomian keluarga,” ungkapnya.

Hingga kini, belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menstabilkan harga. Situasi ini membuat petani diuntungkan, sementara konsumen semakin terhimpit. [red]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *