Tak mudah bagi H.Mirwan membangun Aceh Selatan ditengah kondisi keuangan daerah yang sedang mengalami defisit anggaran.Defisit yang kabarnya mencapai Rp.100 milyar lebih menjadi tantangan dan hambatan serius bagi H.Mirwan untuk mewujudkan Aceh Selatan Maju dan Produktif.
Tengok saja, kondisi pemerintahan Aceh Selatan saat ini yang lesu dan kurang bersemangat. Para kepala SKPK selain galau dengan isu mutasi, juga trauma dengan kebijakan efesiensi anggaran yang di potong hingga 50 persen.
Disisi lain, kebijakan penghematan anggaran secara nasional, menyulitkan bagi H.Mirwan untuk membawa pulang APBN sebagaimana yang disampaikan saat kampanye pencalonan.
Pilihannya,mau tidak mau atau tidak suka, efesiensi anggaran adalah pilihan tepat dan cepat untuk mengatasi defisit yang semakin lama semakin sulit.
Itu sebab, surat edaran efesiensi anggaran yang ditujukan kepada para kepala SKPK tanggal 09 April lalu menjadi solusi jitu menuju Aceh Selatan maju.
Harus diakui, berat bagi pemerintah kabupaten Aceh Selatan saat ini untuk bisa bangkit di tengah kondisi keuangan daerah yang sedang pailit. Namun, putus asa dan selalu menyalahkan pemerintahan lalu, juga bukan solusi terbaik.
H.Mirwan harus berani mengambil langkah strategis dan kreatif untuk bisa keluar dari jalur defisit saat ini. Penghematan dan penggunaan anggaran se efektif mungkin harus segera dilakukan.
Sebut saja, bantuan hibah yang pada pemerintahan lalu di sinyalir banyak di alokasikan, harus segera di rasionalkan.Biaya makan tamu yang diduga tinggi, harus segera di efesiensi.
Tidak hanya itu, proyek pembangunan yang tidak penting agar bisa dipending. Begitupun, para pendukung dan timses harus banyak bersabar dan mengelus dada. Sebab, efisiensi anggaran tahun 2025 merupakan langkah awal menuju Aceh Selatan Maju dan Produktif.
Ibarat pesawat, jika take off nya bagus, maka landing pun bagus. Sebaliknya, jika take off nya gagal,maka pesawat akan mengalami kecelakaan. H.Mirwan benar -benar harus mampu menjadi pilot yang handal agar di 2030 landing nya bagus.
Begitupun, H.Mirwan juga harus menempatkan para kepala SKPK yang bisa mengimplementasikan visi dan misi pasangan MANIS untuk 5 tahun kedepan. Soal beda pilihan pada Pilkada lalu, itu jangan dijadikan alasan. Politik itu dinamis, tidak ada lawan abadi dan tidak ada teman sejati, yang ada hanya kepentingan.
Kepada para pendukung dan timses, berikan kesempatan kepada H.Mirwan dan Baital Mukadis untuk memimpin Aceh Selatan dengan segala situasi dan kondisi yang ada saat ini.
Euforia kemenangan Pilkada lalu sudah selesai masanya, dan sudah saatnya kata kami kita ganti dengan kata kita. Karena membangun Aceh Selatan ini harus dilakukan secara bersama -sama.(Red)