Aceh Selatan|SaranNews – Hari pertama memulai tugas sebagai Bupati Aceh Selatan, beberapa agenda kegiatan diikuti oleh H.Mirwan, salah satunya mengikuti kegiatan Kick Of Meeting Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMG) Kabupaten Aceh Selatan 2025-2029 yang digelar di Aula Dinas Pariwisata Aceh Selatan, Selasa 18 Februari 2025.
Dalam paparannya, orang nomor satu di Kabupaten Aceh Selatan itu mengatakan, akan berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari target 4 persen menjadi 6 persen. Sebab, sebut H.Mirwan, sangat disayangkan jika suatu daerah dengan hasil alam yang luar biasa seperti Aceh Selatan tidak bisa dikelola dengan baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD).
Begitupun, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) adalah sasaran utama. Untuk itu, kita harus merumuskan langkah-langkah agar pertumbuhan perekonomian dan peningkatan PAD Aceh Selatan ke depan.
“Kita juga harus memperkuat produktivitas ekonomi masyarakat salah satunya melalui holding BUMD, sehingga BUMD bisa bergerak berbagai bidang baik itu pertanian, perkebunan, perikanan, dan pertambangan dan sebagainya. Namun kita juga tentu harus menyiapkan regulasi-regulasi sebagai landasannya,” kata H.Mirwan didampingi Wabub dan Sekda Aceh Selatan.
“Setiap instansi harus ada inovasi dan apa targetnya. Saya sangat terbuka untuk diskusi dengan berbagai OPD terkait inovasi-inovasi untuk kemajuan daerah, dimana ada kendalanya nanti kita cari solusi secara bersama-sama,”lanjutnya.
Lebih lanjut, H Mirwan menjelaskan bahwa setiap OPD tidak resah dengan isu miring terkait mutasi. Namun tetap semangat dalam bekerja karena mutasi tidak dilakukan karena perbedaan politik, namun berdasarkan hasil evaluasi kinerja.
“Pemkab Aceh Selatan harus berupaya untuk menjemput anggaran semaksimal mungkin dari pusat untuk membangun Aceh Selatan,” sebut H.Mirwan.
“Saya tidak ingin terlalu panjang berteori tanpa aksi, namun saya sangat terbuka dengan berbagi inovasi baru demi kemajuan daerah tercinta ini,”sambungnya.
Sementara itu, anggota DPRK Aceh Aceh Selatan, Alja Yusnadi menyorot persoalan asumsi angka ekonomi makro. Dia meminta agar indikator ekonomi makro tersebut dapat ditingkatkan. Alja menyebutkan soal pola PAD Aceh Selatan yang selama ini begitu tergantung dengan dana transfer pusat.
“86 persen pendapatan Aceh Selatan itu bergantung pada dana transfer pusat, hanya sekitar 11,2 persen dari pendapatan asli daerah dan sisanya dari sumber pendapatan sah lainnya. Jadi kedepan kita harus memikirkan bagaimana pola ideal untuk meningkatkan PAD ini,” kata Alja Yusnadi.
Lebih lanjut, sekretaris Komisi II DPRK Aceh Selatan ini juga berharap peran aktif Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam upaya membantu pemerintah daerah untuk meningkat PAD. Begitupun, pihaknya akan segera melakukan pembahasan qanun Perumda sebagai salah satu persyaratan penyertaan modal pemerintah kepada BUMD.
“Kita berharap BUMD kedepan dapat menjadi sarana dan ujung tombak dalam membantu peningkatan PAD di Kabupaten Aceh Selatan sehinga Aceh Selatan Maju dan Produktif dapat diwujudkan sebagaimana yang tertuang visi dan misi ” ujar Alja Yusnadi.|RM