Banda Aceh|SaranNews – Selaku petuha Partai Aceh (PA) dan juga ketua badan Pemenangan Mualem-Dek Fadh, Kamaruddin Abubakar (Abu Razak) tahu bahwa perseteruan yang terjadi antara ketua DPRA Zulfadli dan Wakil Gubernur Aceh Fadlullah (Dek Fadh), jika dibiarkan akan berpengaruh terhadap hubungan antara eksekutif dan legislatif kedepan.
Lagipula, PA dan Gerindra merupakan partai pengusung utama pasangan Mualem-Dek Fadh pada Pilkada Aceh 2024 lalu.Di sisi lain Zulfadli dan Dek Fadh juga sama sama mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Hal inilah yang kemudian membuat Abu Razak mengambil langkah cepat dan tepat untuk mengakhiri perbedaan pendapat antara keduanya. Sebab, jika hal ini terus dibiarkan berlarut, maka akan menjadi preseden buruk terhadap jalannya pemerintah Aceh kedepan.
Sebagai manusia, tentu tidak pernah luput dari salah dan silaf, begitu pulalah yang terjadi pada ketua DPRA Aceh Zulfadli. Mungkin sikapnya yang terkesan arogan saat memprotes surat keputusan pengangkatan Alhudri sebagai Plt. Sekda Aceh dinilai sebagai tindakan yang kurang elok.
Begitupun, pernyataan kontroversialnya, yang disampaikan dalam forum resmi paripurna DPRA Aceh yang dilihat dan ditonton oleh seluruh masyarakat Aceh.
Hendaklah ini menjadi sebuah muhasabah bagi pemerintah Aceh kedepan menuju Aceh Maju dan Bermartabat. Masih banyak persoalan lain yang harus segera dilakukan oleh Mualem-Dek Fadh dalam melaksanakan visi dan misi serta menjalankan program kerja.
Tengok saja, bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Aceh saat ini yang semakin sulit,lapangan kerja semakin terbatas, pengangguran semakin banyak dan masih banyak lagi persoalan sosial lainnya yang harus dibenahi.
Kita berharap, dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh H.Muzakkir Manaf dan Fadlullah Aceh menjadi lebih baik dan maju. Aceh yang secara ekonomi kuat, penegakan Syariat Islam juga kuat,pengangguran berkurang, lapangan kerja terbuka luas.
Selamat memimpin Aceh Mualem-Dek Fadh semoga Aceh Maju, Berdaulat dan Bermartabat.***
