Singkil | SaranNews – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, kembali mengalami kenaikan pada bulan September 2025 ini. Meski kenaikan tidak terlalu signifikan, kabar ini tetap membawa kegembiraan bagi petani, mengingat lebih dari 60 persen masyarakat di daerah tersebut menggantungkan hidup dari perkebunan kelapa sawit.
Harianto Hutabarat, seorang toke sawit di wilayah Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, menjelaskan kepada RRI bahwa harga sawit naik sejak awal September.
“Ya benar, untuk dalam awal September ini, harga sawit sudah kembali mengalami kenaikan, memang tidak begitu banyak naiknya,” ujarnya, dikutip dari RRI.
Menurut Harianto, harga TBS saat ini mencapai Rp 2.480 per kilogram jika diantar langsung ke gudang. Namun, bila pihaknya menjemput langsung ke kebun, harga dipotong Rp 50 per kilogram untuk ongkos muat dan operasional, sehingga menjadi Rp 2.430 per kilogram. Ia menegaskan, kualitas buah sangat menentukan harga, di mana buah mengkal tidak akan diterima.
“Untuk harga ada kenaikan sedikit per kilonya, untuk harga baru Rp 2.480 per kilonya, untuk harga ini apabila diantarkan ke gudang. Lain lagi kalau kami jemput ke lokasi petani/kebun, berbeda harga lagi karena ada biaya ongkos muat dan operasional 50 perak per kilo, atau setara dengan Rp 2.430 harga kalau kami yang jemput. Untuk harga-harga ini juga kita tentukan dari kualitas merahnya atau masak sawitnya, kalau masih mengkal tidak kami terima,” tambahnya.
Ia juga memprediksi harga akan terus mengalami kenaikan. Menurutnya, kondisi musim trek atau berkurangnya hasil panen sawit petani menjadi salah satu faktor penyebab naiknya harga.
“Kemungkinan akan terus naik, menurut saya kenaikan harga ini karena buah sawit dari petani lagi trek sekarang,” tutupnya.
Kenaikan harga TBS ini diharapkan memberi ruang napas lebih bagi petani sawit di Aceh Singkil yang selama ini menghadapi fluktuasi harga pasar. [red]