Aceh Besar – SaranNews (22/06) | Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui portal LPSE resmi telah menayangkan puluhan paket pengadaan barang dan jasa untuk tahun anggaran 2025. Langkah ini dinilai sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong percepatan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK), sekaligus bentuk keterbukaan informasi publik.
Hingga pekan ketiga Juni 2025, tercatat lebih dari 50 paket telah diumumkan, mulai dari pembangunan jalan lingkungan, perluasan sarana air bersih (SPAM), hingga rehabilitasi fasilitas publik. Beberapa proyek bernilai besar di antaranya pembangunan jaringan pipanisasi antar gampong dengan nilai lebih dari Rp 3 miliar, serta penambahan ruang pelayanan kesehatan di sejumlah Puskesmas.
“Ini kemajuan signifikan dalam transparansi dan akuntabilitas. Penayangan dini akan mempermudah pengawasan publik dan partisipasi pelaku usaha lokal,” ungkap Alizamzami saat dimintai tanggapan oleh SaranNews, Minggu (22/6/2025).
Menurutnya, selama ini salah satu persoalan utama pengadaan adalah keterlambatan proses tender yang menyebabkan realisasi fisik dan keuangan tidak maksimal di triwulan pertama dan kedua. Dengan strategi penayangan awal ini, Pemkab Aceh Besar telah memberi contoh yang patut ditiru oleh kabupaten/kota lain.
“Yang perlu dijaga sekarang adalah integritas proses tender dan percepatan eksekusi setelah penandatanganan kontrak. Jangan sampai hanya cepat di tayang, tapi lambat dalam realisasi lapangan,” tambah Alizamzami.
Hal senada disampaikan Nasrudin Bahar, Koordinator Transparansi Tender Independen (TTI) yang turut memantau dinamika pengadaan di berbagai daerah menekankan pentingnya sinergi antara OPD, ULP, dan penyedia untuk menjaga kualitas pelaksanaan proyek.
“Publikasi paket secara massif di LPSE adalah fondasi awal yang bagus. Tapi yang lebih penting adalah kecepatan dalam pelaksanaan serta keberanian mengevaluasi penyedia yang tak berkinerja, Semoga saja ULP Aceh Besar benar benar melaksanakan Amanah Bupati Syeh Muharam bahwa Tender di Aceh Besar bebas dari intervensi dari pihak manapun, Bupati Aceh besar pernah bicara di Media dimana Tender di Aceh besar murni tidak ada setoran ke Pokja, jika ditemukan silakan lapor langsung ke Bupati, TTI akan memantau terus perkembangan nya” tegas Nasrudin.
Menurut Nasrudin, kunci sukses APBK tidak berhenti di proses pengumuman, melainkan berlanjut pada pengawasan berkala, pelibatan masyarakat, dan audit berkualitas terhadap hasil proyek.
Paket Strategis dan Multisektor
Berdasarkan pantauan redaksi melalui laman LPSE Aceh Besar, paket-paket yang ditayangkan mencakup: Pembangunan dan peningkatan jalan desa dan lingkungan (Bueng Pageu, Meunasah Papeun, Lambirah), Rehabilitasi dan pembangunan ruang Puskesmas, Pemasangan lampu jalan LED hemat energi, Pembangunan sarana wisata dan pasar hewan, Jasa konsultansi pengawasan konstruksi dan perencanaan teknis. Sebagian pendanaan paket tersebut berasal dari dana APBK murni, sementara lainnya dibiayai dari DAK fisik dan OTSUS.
Harapan Realisasi dan Dampak Langsung
Ketua Formaki dan Koordinator TTI sepakat bahwa percepatan tender harus berujung pada percepatan realisasi fisik dan penyerapan anggaran. Menurut mereka, proses ini akan memberikan dampak nyata kepada masyarakat, mulai dari infrastruktur dasar hingga layanan publik.
“Masyarakat akan menilai bukan dari tayangan LPSE, tapi dari hasil konkret yang mereka rasakan, jalan yang bisa dilalui, puskesmas yang layak, pasar yang nyaman,” pungkas Alizamzami.
Dengan total pagu ratusan miliar rupiah yang sudah mulai tayang, Kabupaten Aceh Besar menunjukkan komitmen kuat dalam pengelolaan APBK 2025 yang transparan dan pro-rakyat. Pengawasan publik, seperti yang digaungkan oleh Formaki dan TTI akan menjadi bagian penting dari proses tersebut.
SaranNews juga akan terus memantau dan melaporkan perkembangan eksekusi proyek-proyek ini ke publik hingga tingkat gampong.