PLTD Apung Banda Aceh: Wisata Edukasi Tsunami yang Terus Dibenahi dan Menarik Wisatawan Mancanegara

  • Bagikan

Banda Aceh | Sarannews – Monumen Kapal PLTD Apung di Kota Banda Aceh terus menjadi salah satu objek daya tarik wisata (ODTW) unggulan yang ramai dikunjungi. Tidak hanya oleh wisatawan lokal, destinasi ini juga menarik minat wisatawan nasional hingga mancanegara yang ingin menyaksikan langsung jejak sejarah dahsyatnya bencana tsunami Aceh pada 2004 silam.

Kapal pembangkit listrik berbobot 2.600 ton milik PLN ini terseret gelombang tsunami sejauh lebih dari dua kilometer dari laut ke tengah kota. Kini, PLTD Apung telah menjelma menjadi monumen peringatan sarat nilai edukasi serta simbol ketangguhan masyarakat Aceh.

Pengunjung dapat menjelajahi bagian dalam kapal yang telah diubah menjadi museum mini. Di dalamnya tersedia dokumentasi tsunami, galeri foto, dan informasi seputar mitigasi bencana. Dari dek atas kapal, pengunjung juga bisa menikmati panorama Kota Banda Aceh dari ketinggian. Di sekitar kapal, sejumlah monumen dan prasasti menjadi pengingat akan dampak besar yang terjadi pada 26 Desember 2004.

Sebelum memasuki kawasan PLTD Apung, pengunjung akan melewati pelataran parkir yang dipenuhi puluhan gerai suvenir serta kios makanan dan minuman. Para pramuniaga yang ramah siap melayani pengunjung yang ingin membeli jajanan atau oleh-oleh khas Aceh. Berbagai suvenir khas dan umum tersedia di setiap gerai yang berjejer di sepanjang area tersebut.

Seiring meningkatnya jumlah kunjungan, Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pariwisata terus melakukan pembenahan berkala. Setiap tahun, kawasan PLTD Apung dirawat dan ditingkatkan kualitasnya untuk memastikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan.

Pada tahun 2025, Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh melakukan berbagai optimalisasi layanan di kawasan ini. Di antaranya meliputi revitalisasi jalur pejalan kaki dan tangga naik-turun kapal, rehabilitasi pagar keliling, serta pemeliharaan sistem pendingin udara (AC) di dalam kapal. Langkah ini bertujuan meningkatkan kenyamanan terutama saat musim liburan dan kunjungan edukatif dari pelajar maupun rombongan institusi.

“Monumen PLTD Apung tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga bagian penting dari narasi edukasi bencana. Oleh karena itu, kami terus menjaga dan meningkatkan fasilitasnya,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Said Fauzan.

Jadwal Kunjungan PLTD Apung:

Senin–Kamis: Pagi: 08.30 – 12.00 WIB,  Siang: 14.00 – 17.00 WIB

Jumat: Siang: 14.00 – 17.00 WIB

Sabtu & Minggu: Pagi: 08.30 – 12.00 WIB Siang: 14.00 – 17.00 WIB

Pelayanan akan ditutup sementara saat waktu salat Zuhur dan Ashar. Wisatawan tidak dikenakan tiket masuk, cukup membayar parkir dan dapat memberikan donasi sukarela.

Objek wisata ini berlokasi di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru. Letaknya mudah diakses dari pusat kota dan terintegrasi dengan destinasi wisata lain seperti Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, dan Lapangan Blang Padang.

Dengan fasilitas yang semakin ramah wisatawan dan atmosfer penuh makna, PLTD Apung menjadi destinasi “wajib” bagi siapa saja yang berkunjung ke Banda Aceh.

“Jauh-jauh dari luar datang ke Aceh, rasanya tidak afdhal jika tidak mengunjungi objek wisata yang satu ini,” ujar seorang pengunjung asal Malaysia kepada Sarannews saat ditemui pada Rabu, 12 Juni. “Kami datang bersama keluarga ke sini,” tambahnya dengan logat khas Melayu.

Deskripsi Monumen Kapal PLTD Apung

Monumen Kapal PLTD Apung berdiri di atas lahan seluas sekitar 2 hektare di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru. Di sisi kiri kapal terdapat Monumen Edukasi Tsunami. Kapal ini memiliki panjang 63 meter, lebar 19 meter, dan tinggi 4,3 meter, dengan bobot 2.600 ton.

Saat tsunami melanda pada 26 Desember 2004, kapal ini terseret sejauh 2,4 kilometer ke tengah kota dari posisinya di laut, namun tetap utuh. PLTD Apung adalah jenis Power Plant Barge yang dibangun oleh PT Batamas Jala Nusantara, Batam pada tahun 1996, dengan berat kotor 2.600 ton dan berat bersih 780 ton.

Spesifikasi mesin generator pembangkit listrik menggunakan Wärtsilä 12V46B buatan Finlandia, nomor seri 9906. Mesin ini memiliki berat 178 ton, tipe mesin empat langkah, delapan silinder segaris, sistem pendingin cairan, dengan empat katup per silinder. Bore x stroke: 480 mm x 580 mm. Mesin mampu berputar pada 500 rpm dengan daya 10.860 kW.

Penulis: DolyandaEditor: Redaksi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *