Aceh Selatan | SaranNews – Yayasan Field Indonesia menggelar Lokakarya dalam rangka keberlanjutan program Udara Bersih Indonesia, Kamis 13 Januari 2025 bertempat di Aula Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Selatan.
Kegiatan yang dibuka Asisten II Willy Cahyadi itu turut dihadiri Kepala Dinas Pariwisata, Muchsin, ST, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, T.Masrizal, M.Si, Kepala Dinas Pertanian, Nyak Lah,SE, Kepala Dinas DPMG Agustinur, SH, Kepala KPH Wilayah VI Irwandi, Direktur BUMD, unsur LSM, Pers, petani dan lainnya.
Panitia pelaksana yang juga koordinator Program Udara Bersih Indonesia (UBI) Kabupaten Aceh Selatan Syukri Amin dalam sambutannya mengatakan bahwa program UBI dikabupaten Aceh Selatan sudah dilaksanakan sejak tahun 2022 dengan jumlah petani yang sudah ikut sekitar 603 orang.
Begitupun, program ini diharapkan dapat berlanjut dimasa mendatang dengan jangkaun program yang lebih luas dan bekerja sama dengan semua pihak serta unsur terkait.
“Kegiatan pada hari ini kita laksanakan salah satunya untuk menyamakan persepsi dan memperkenalkan apa yang sudah dilakukan oleh UBI selama ini ” kata Syukri Amin.
Sementara itu, Pj.Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten II Willy Cahyadi mengharapkan agar program UBI ini dapat disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga dapat diikuti oleh seluruh petani yang ada di Kabupaten Aceh Selatan. Saat ini, sebut Willy berdasarkan data, ada sekitar 28 ribu petani yang tersebar di 18 Kacamatan dan 260 Gampong yang ada di Kabupaten Aceh Selatan.
“Kita berharap kedepan semakin banyak petani yang ikut dalam program UBI ini dan harus dilakukan sosialisasi kepada para petani” kata Willy.

Fasilitator Program UBI Provinsi Aceh Marzuki dalam pemaparannya mengatakan ada 4 (empat) teknik pertanian udara bersih yang diperkenalkan dalam program UBI antara lain, yang pertama Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), adalah teknik pengelolaan lahan pertanian dengan cara tidak mengolah tanah (secara berlebihan) yang mengakibatkan rusaknya struktur tanah dan memanfaatkan bahan organik (sarasah) sebagai mulsa (penutup tanah) untuk menjaga kelembaban tanah, meningkatkan kesuburan tanah, mempertahankan keberlangsungan hidup mikro-organisme serta meningkatkan hasil panen.
Kemudian teknik yang kedua, lanjut Marzuki, Hugekultur atau bedengan kayu adalah teknik pengomposan bahan organik (serasah) dengan cara menanam/menguburkan serasah seperti puntungan kayu (batang,dahan,ranting,daun) yang ada dilahan.
Lalu yang ketiga, sebut Marzuki teknik ayam lantai serasah adalah teknik pembuatan pupuk dari kotoran ayam dengan cara mengandangkan ayam dan menaburkan bahan organik (serasah, sampah rumah tangga) sehingga proses penguraiannya dapat dilakukan oleh ayam dengan cara menceker-ceker.
Dan yang keempat, teknik pupuk kalsium cangkang telur adalah teknik pembuatan pupuk kalsium melalui pemanfaatan cangkang telur dengan cara di ekstrak, di gonseng, ditumbuk sampai halus kemudian dicampur dengan cuka.
” Sampai saat ini sudah 44 gampong dalam 7 Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan yang mengikuti program Udara Bersih Indonesia (UBI) dan kita berharap kedepan bertambah lagi ” kata Marzuki.|HS